Kapan waktu minum obat yang tepat
Kali ini aku coba sajikan tulisan ringan tentang kapan waktu minum
obat yang tepat. Semoga bermanfaat. Untuk mendapatkan efek obat yang optimal, obat harus diminum
pada waktu yang tepat. Tepat bisa terkait dengan sebelum atau sesudah makan,
atau terkait dengan waktu pagi, siang, atau malam. Beberapa obat mungkin bisa
diminum setiap saat tanpa mempengaruhi efeknya, sedangkan obat lain sebaiknya
diminum pada saat-saat tertentu. Mengapa ada obat yang harus diminum sebelum
atau sesudah makan? Pada umumnya orang berpendapat bahwa sebaiknya sebelum
minum obat harus makan dulu sebagai “alas”. Tapi benarkah demikian ? Tidak,
begini penjelasannya.
Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki aneka sifat dan efek.
Ketika obat diminum, tentu akan melewati lambung dan masuk ke dalam usus.
Sebagian kecil obat diserap di lambung, dan sebagian besar adalah di usus halus
yang permukaannya sangat luas. Pada dasarnya obat-obat dapat diserap dengan
baik dan cepat jika tidak ada gangguan di lambung maupun usus, misalnya berupa
makanan. Obat dapat berinteraksi dengan makanan. Uniknya, ada obat-obat yang
penyerapannya terganggu dengan adanya makanan, ada yang justru terbantu dengan
adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh dengan ada/tidaknya makanan. Hal
ini akan menentukan kapan sebaiknya obat diminum, sebelum atau sesudah makan.
Tapi jangan salah, yang dimaksud dengan sebelum makan adalah ketika perut dalam
keadaan kosong. Sedangkan sesudah makan adalah sesaat sesudah makan, ketika
perut masih berisi makanan, jangan lewat dari 2 jam. Kalau lebih dari dua jam
setelah makan, makanan sudah diolah dan diserap, kondisinya bisa disamakan
dengan sebelum makan. Antibiotika eritromisin dan amoksisilin misalnya, dan analgetika parasetamol, akan diserap lebih
baik jika tidak ada makanan, sehingga lebih baik jika diminum sebelum makan.
Sedangkan obat anti epilepsi fenitoin, atau obat hipertensi propanolol misalnya, akan terbantu penyerapannya
dengan adanya makanan, sehingga sebaiknya diminum sesudah makan. Selain
interaksi dengan makanan secara umum, obat tertentu dapat berinteraksi secara
khusus dengan senyawa tertentu dari makanan. Contoh terkenal adalah antibiotika tetrasiklin.
Tetrasiklin dapat berikatan dengan senyawa kalsium membentuk senyawa yang tidak
dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi efek tetrasiklin. Jadi jika
tetrasiklin diminum bersama susu, atau suplemen vitamin-mineral yang mengandung kalsium,
efek tetrasiklin bisa jadi berkurang. Selain tetrasiklin, ada juga antibiotika golongan
kuinolon, seperti siprofloksasin, ofloksasin, yang
juga bisa mengikat logam-logam bervalensi dua atau tiga, seperti
kalsium, magnesium, dan aluminium. Karena
itu, sebaiknya tidak minum obat ini bersama-sama dengan obat-obat yang
mengandung logam2 tersebut seperti pada komposisi obat maag (antasid). Jika
terpaksa harus menggunakan obat maag (antasid) bersamaan dengan antibiotika
tetrasiklin atau golongan kuinolon, sebaiknya diberi selang waktu sedikitnya 2
jam.
Selain interaksinya dengan makanan, sifat suatu obat juga menentukan
kapan sebaiknya obat diminum. Beberapa obat tertentu dapat mengiritasi lambung
sehingga menyebabkan tukak lambung, atau memperparah sakit maag. Contoh
terkenal obat yang termasuk golongan ini adalah aspirin/asetosal, kortikosteroid (deksametason, hidrokortison,
dll), dan obat-obat antiradang seperti diklofenak, piroksikam, dll yang
sering digunakan untuk obat rematik. Obat-obat ini harus diminum sesudah makan.
Kapan sebaiknya minum obat: pagi, siang atau sore/malam?Waktu terbaik untuk minum obat tergantung pada jenis obatnya. Di
bawah ini adalah waktu minum obat berdasarkan golongan penggunaannya.
1. Obat diabetes dan penguat jantungWaktu yang terbaik adalah pukul 4:00 – 5:00 pagi. Tubuh
manusia paling sensitif terhadap insulin pada pukul 4-5 pagi, sehingga jika
diberikan pada saat itu, efeknya paling baik, walaupun dalam dosis lebih kecil.
Efek obat penguat jantung juga lebih tinggi sampai 10-20 kali pada jam tersebut
dibandingkan waktu-waktu yang lain. Hal ini karena tubuh manusia juga paling
sensitif terhadap digitalis. Ini secara teoritis, mungkin pada prakteknya bisa
sedikit bergeser waktunya, misalnya pukul 6 pagi.
2. Obat diuretik (pelancar air seni)Paling baik digunakan pada pukul 7 pagi. Sangat penting untuk
menggunakan obat pelancar seni pada waktu yang tepat karena itu terkait dengan
fungsi ginjal dan hemodinamik. Selain itu juga pada umumnya pasien dalam
keadaan terjaga, sehingga tidak mengganggu waktu tidur. Obat seperti hidroklortiazid memiliki efek samping yang lebih
rendah jika dipakai pada pukul 7 pagi.
3. Penurun tekanan darah (anti hipertensi)Waktu yang paling baik adalah pada pukul 9-11 pagi. Riset
menunjukkan bahwa tekanan darah mencapai angka paling tinggi pada pukul 9-11
pagi, dan paling rendah pada malam hari setelah tidur. Sehingga secara umum,
sebaiknya obat antihipertensi diminum pada pagi hari. Perlu hati-hati jika obat
anti hipertensi diminum malam hari karena mungkin terjadi penurunan tekanan
darah yang berlebihan pada saat tidur.
4. Anti asma Waktu yang terbaik adalah pada pukul 3-4 sore. Hal ini karena
pada saat itu produksi steroid tubuh berkurang, dan mungkin akan menyebabkan
serangan asma pada malam hari. Karena itu, jika steroid dihirup sore hari,
diharapkan akan mencegah serangan asma pada malamnya.
5. Anti anemiaWaktu yang paling baik adalah pukul 8 malam. Penggunaan obat anemia
seperti Fe glukonat atau Fe sulfat, dll memberikan efek 3-4 kali lebih baik
pada waktu itu daripada jika diberikan pada siang hari.
6. Obat penurun kolesterolWaktu yang paling baik adalah pada pukul 7-9 malam, karena
memberikan efek lebih baik.
Namun sekali lagi, paparan di atas adalah panduan umum waktu minum
obat. Jika sudah ada aturan pakai dari Apotek, maka gunakan sesuai waktu yang
dianjurkan. Satu hal lagi yang penting dalam waktu minum obat adalah interval
minum obat.
Perhatikan interval waktu minum obatSelain waktu minum seperti dipaparkan di atas, penting pula
memperhatikan interval waktu minum obat. Maksudnya, jika obat diminta untuk
diminum 2 kali sehari, maka interval waktu yang tepat adalah 12 jam. Jadi, jika
obat diminum jam 7 pagi, waktu minum obat selanjutnya adalah pukul 7 malam,
jangan diminum pagi dan siang. Mengapa? Ini terkait dengan ketersediaan obat di
dalam tubuh. Tujuan obat diminum dua kali atau tiga kali, atau yang lain,
adalah untuk menjaga agar kadar obat dalam tubuh berada dalam kisaran terapi,
yaitu kadar obat yang memberikan efek menyembuhkan. Hal ini tergantung pada
sifat dan jenis obatnya. Ada obat yang cepat tereliminasi dari tubuh karena
memiliki waktu-paro (half life) pendek, ada yang panjang. Obat yang
memiliki waktu paro pendek perlu diminum lebih kerap, sedangkan jika waktu
paronya panjang bisa diminum dengan interval lebih panjang, misalnya 1 kali
sehari. Nah, jika obat yang mestinya diminum 2 kali sehari diminum pagi dan
siang (jarak hanya 6 jam), maka mungkin dapat menumpuk kadarnya dalam tubuh
yang bisa memberikan efek tidak diinginkan, sementara interval waktu minum
berikutnya menjadi terlalu panjang yang memungkinkan kadar obat dalam darah
sudah minimal sehingga tidak berefek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar